Jelang Lebaran Waspada DBD, Cari Tau Ciri-ciri Anak saat Terinfeksi
4 mins read

Jelang Lebaran Waspada DBD, Cari Tau Ciri-ciri Anak saat Terinfeksi

Demam Berdarah Dengue atau DBD masih jadi momok menakutkan di masyarakat. Penyakit ternyata paling banyak menyerang anak anak. Dokter Spesialis Anak Konsultan RSUP Dr. Sardjito, m dr. Eggi Arguni, M.Sc., Ph.D., Sp.A(K)., mengatakan jumlah orang yang terinfeksi dapat lebih besar dari pelaporan yang tercatat.

Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena DBD tidak menunjukkan gejala apapun. Biasanya mereka hanya mengalami demam yang ringan dan memilih untuk meminum obat penurun panas saja tanpa ada pikiran bahwa dirinya terkena virus demam berdarah. Penting bagi orang tua untuk melakukan upaya preventif sebelum terlambat alias tidak menjadi berat.

Kenali gejalanya menjadi salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan. Waspada DBD saat Libur Lebaran 2024, Kenali Gejala Anak anak Terinfeksi Cara Cepat Mengenali Ciri ciri Istri yang Bikin Rezeki Suami Jadi Seret, Suami Wajib Tau

Ciri ciri Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Anak Korban Ingat Wajah Pelaku Gejala Demam Berdarah Atau DBD, Segera ke Dokter Jika Alami Demam Tinggi Disertai Ciri ciri Ini Kenali Ciri ciri Pangkalan LPG Resmi, Pertamina Pastikan Pasokan LPG di Bengkulu Aman Pasca Lebaran

Sering Tak Disadari, Ternyata Ini Ciri ciri WhatsApp Disadap, Waspada Jika Ada Aplikasi Asing di HP Ciri ciri Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Putra Korban yang Selamat tak Kenal Pelaku Ciri Ciri Pelaku Pembunuhan Sadis di Bukit Baru Palembang Terungkap, Anak Bungsu Jadi Saksi Kunci

“Pada anak yang symptomatic atau menunjukkan gejala, kita harus mencurigai virus dengue terutama ketika terdapat demam tinggi yang mendadak dan sifatnya kontinu atau terus menerus. Ketika mereka diberikan obat penurun panas, biasanya panas tidak akan turun di bawah 38 derajat celcius," ujar dia mengutip laman UGM, Minggu (7/4/2024). Gejala lainnya disertai tanda tanda mual, muntah, badan yang lemas, bintik bintik perdarahan di kulit, serta anak yang tidak terlihat ceria. Selain itu, orang tua harus menyadari perbedaan respons dari gejala yang timbulkan.

Ketika orang dewasa dapat mengeluhkan nyeri sendi dan otot, anak anak tidak karena mereka belum memiliki kemampuan untuk dapat mengkomunikasikan sakit yang dirasakan. Namun bisa dilihat dari keadaan dimana anak menjadi lebih rewel, tidak nafsu makan dan minum, dan muntah dapat menjadi pertanda bahwa mereka sedang tidak baik baik saja sehingga harus segera dibawa ke puskesmas terdekat. “Pada spektrum infeksi dengue yang lebih berat, disaat jumlah trombositnya sudah rendah, anak dapat mengalami mimisan atau gusi yang berdarah ketika sikat gigi,” tambah dia.

Eggi menyebutkan pula bahwa secara umum, infeksi dengue terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Pentingnya orang tua dalam menjaga anak dari infeksi virus dengue di musim hujan. Selain upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan luar dan di dalam rumah dan membersihkan lingkungan untuk menghilangkan sarang nyamuk Aedes aegypti, orang tua juga dapat melakukan upaya pencegahan gigitan nyamuk.

Misalnya dengan memakaikan pakaian tertutup yang berwarna terang atau menggunakan repelen. Ketika anak terkena infeksi dengue segera kenali gejala dan segera berobat ke pelayanan kesehatan terdekat sehingga dapat ditangani secara medis. Diketahui, populasi Aedes aegypti, yang merupakan vektor (hewan perantara) infeksi dengue, akan meningkat ketika musim hujan.

Pada musim hujan, telur akan terkena sehingga membuatnya menetas. Pada musim hujan juga akan banyak breeding site (tempat perkembangbiakan) akibat air yang tertampung di gelas gelas plastik, kaleng kaleng bekas, ban ban bekas, talang air yang tidak lancar, dan tempat tempat lain. Adanya kemungkinan peningkatan transmisi virus ke manusia perlu diwaspadai oleh masyarakat di musim ini. “Terdapat empat stereotip virus dengue, yaitu DENV 1, DENV 2, DENV 3, dan DENV 4. Secara teori, apabila pada infeksi kedua (infeksi sekunder) kita terinfeksi jenis serotipe virus dengue yang berbeda dari yang pertama, maka ada kemungkinan manifestasi klinisnya akan lebih berat, seperti mengalami kebocoran plasma, hingga shock, bahkan sampai meninggal,” jelas Diagnostic Team Leader World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, sekaligus pengajar diFK KMK UGM

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *